membuat teks berjalan

welcome to Rahmat's blogger

Jumat, 25 November 2011

SMK NEGERI 2 MENDAPATKA EDUCATION AWARD SE-ASEAN


SMK NEGERI 2 , Tahun ini sangat membanggakan .. :


BAYANGIIN DEH ..
            MEMBAWA PULANG 2 PIALA SEKALIGUS , BANGGA GAK SIH....
1.Dengan kepala sekolahnya yang sangat pintar

  • kepala sekolah SMK NEGERI 2 mendapatkan piala education award se - asean.
    subahannallah ya..
    bangga banget punya kepala sekolah kayak Pak Syahrial .
    udah berwibawa , mapan lagi ..

    pokoknya bangga banget deh sekolah di SMK 2 itu ..
2.Dengan siswanya yang sangat mencintai kebersihan

  • Siswa siswi di SMK NEGERI 2 , selalu menjaga kebersihan sekolahnya .
    sehingga SMK NEGERI 2, menjadi sekolah yang terpilih ..
    sekolah TERBERSIH dan TERASRI..

    seneng banget mempunyai sekolah yang membanggakan seperti SMK NEGERI 2 .

PESAN :
          SEMOGA SMK N 2 SELALU BERTAHAN DENGAN PRESTASINYA DAN SELALU MENJADI KEBANGGAAN BATAM MAU PUN SELURUH DUNIA ..

Minggu, 06 November 2011

Sejarah Akuntansi

Perkembangan Akuntansi dari Sistem Pembukuan Berpasangan
Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka- angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan (double entry system) oleh pedagang- pedagang Venesia yang merupakan kota dagang yang terkenal di Italia pada masa itu. Dengan dikenalnya sistem pembukuan berpasangan tersebut, pada tahun 1494 telah diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran penbukuan berpasangan yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca Paciolo dengan judul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Namun, di dalam buku itu terdapat beberapa bagian yang berisi palajaran pembukuan untuk para pengusaha. Bagian yang berisi pelajaranpe mbukuan itu berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. Buku tersebut kemudian tersebar di Eropa Barat dan selanjutnya dikembangkan oleh para pengarang berikutnya. Sistem pembukuan berpasangan tersebut selanjutnya berkembang dengan sistemyang menyebut asal negaranya, misalnya sistem Belanda, sistem Inggris, dan sistem Amerika Serikat.
Sistem Belanda atau tata buku disebut juga sistem Kontinental. Sistem Inggris dan Amerika Serikat disebut Sistem Anglo- Saxon2. Perkembangan Akuntansi dari Sistem Kontinental ke Anglo- Saxon Pada abad pertengahan, pusat perdagangan pindah dari Venesia ke Eropa Barat. Eropa Barat, terutama Inggris menjadi pusat perdagangan pada masa revolusi industri. Pada waktu itu pula akuntansi mulai berkembang dengan pesat. Pada akhir abad ke-19, sistem pembukuan berpasangan berkembang di Amerika Serikat yang disebut accounting (akuntansi). Sejalan dengan perkembangan teknologi di negara itu, sekitar pertengahan abad ke-20 telah dipergunakan komputer untuk pengolahan data akuntansi sehingga praktik pembukuan berpasangan dapat diselesaikan dengan lebih baik dan efisien. Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan- perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo- Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo- Saxon).

Rabu, 02 November 2011

Kebebasan


KEBEBASAN
by Wayne B. Lynn

Suatu hari di musim semi yang berangin, aku mengamati anak-anak muda sedang memanfaatkan angin untuk menerbangkan layang-layang mereka. Beraneka warna dan bentuk serta ukuran memenuhi langit, menukik dan menari-nari di angkasa.

Ketika angin keras berhembus, layang-layang itu tertahan oleh seutas benang. Bukannya hilang tertiup angin, layang-layang itu malah membubung tinggi. Layang-layang itu bergetar menarik-narik, tapi benang tetap mengekang mereka, mengarahkan mereka ke atas menentang angin. Ketika
layang-layang berjuang serta bergetar melawan benang itu, mereka seakan berkata : "Lepaskan aku! Lepaskan aku! Aku ingin bebas merdeka!"

Layang-layang itu melayang, membubung serta meluncur dengan indahnya meskipun mereka terikat oleh benang dan mendapat terpaan angin kencang.

Akhirnya, salah satu benang layang-layang itu putus. Layang-layang itu bebas. "Hura.., akhirnya aku bisa bebas juga", tampaknya itu yang dikatakan oleh layang-layang itu.

Namun kebebasan dari hambatan tali tadi membawa nasibnya ditentukan oleh tiupan angin yang kurang ramah. Ia - layang-layang putus itu - terombang-ambing sampai akhirnya jatuh ke tanah, mendarat di semak-semak liar.

Kebebasan itu berakhir, dia tinggal tidak berdaya ditiup angin kesana-kemari di atas tanah tanpa ada yang menolong dan akhirnya hancur berantakan.

Kitapun kadang-kadang mirip sekali dengan layang-layang. Tuhan memberi kita hukum dan peraturan-peraturan untuk diikuti agar kita bisa tahu cara untuk menggapai ketinggian. Tuhan juga memberi kita badai cobaan untuk meningkatkan kemampuan. Hambatan dan ujian adalah tantangan yang diperlukan agar kita semakin tinggi melayang. Tapi beberapa di antara kita menyentak dan meronta-ronta, mencoba lepas dari kekangan dan peraturan-peraturan, sehingga
kita malahan tidak berhasil membubung mencapai ketinggian yang semestinya kita raih. Kita tetap tertinggal di tanah.

Marilah kita masing-masing naik ke ketinggian yang disediakan oleh Tuhan kita. Kita sadari bahwa peraturan dan kesulitan yang Tuhan berikan sesungguhnya adalah tantangan yang membantu kita untuk bisa tinggal landas, melayang tinggi dan berhasil jaya. (JM)

Shared by Joe Gatuslao -- Bacolod City, Philippines